Bagaimana UMKM Bisa Mulai Data Analytics tanpa Tools Mahal?
Dalam beberapa tahun terakhir, pembahasan soal data analytics semakin sering muncul di dunia UMKM Indonesia. Pemerintah, pelaku industri, hingga berbagai platform e-commerce mulai mendorong UMKM agar mengambil keputusan berbasis data. Namun banyak pelaku usaha kecil masih menganggap “data analytics” sebagai sesuatu yang mahal dan rumit. Padahal, menurut laporan Kementerian Koperasi dan UKM 2024, lebih dari 65% UMKM Indonesia sebenarnya sudah punya cukup data untuk dianalisis, hanya saja belum tahu cara memanfaatkannya.
Faktanya, UMKM tidak harus menggunakan tools enterprise seperti Tableau, Power BI Premium, atau sistem data warehouse besar yang biaya lisensinya bisa jutaan rupiah per bulan. Data analytics bisa dimulai dari hal paling sederhana bahkan gratis jika dilakukan dengan pendekatan yang tepat.
Mulai dari Data yang Sudah Ada, Tanpa Alat Baru

Kebanyakan UMKM sudah menghasilkan tiga jenis data penting setiap hari:
-
Data penjualan
Dari laporan toko fisik, marketplace (Tokopedia, Shopee), atau POS sederhana. -
Data traffic & pelanggan
Dari Instagram Insights, TikTok Analytics, WhatsApp Business, dan Meta Ads. -
Data produk
seperti stok, harga modal, konversi, produk terlaris, dan kategori.
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam International Journal of Business Strategy (2023), bisnis kecil yang hanya menggunakan data penjualan harian dan laporan produk terlaris sudah bisa meningkatkan efektivitas stok dan repeat order hingga 18%.
Artinya, UMKM sebenarnya tidak kekurangan data yang kurang adalah kebiasaan membaca.
Baca Juga: Mengapa Data Washing Berbahaya Bagi Reputasi Brand?
Gunakan Google Sheets untuk Dashboard Sederhana, Gratis 100%
Banyak pelaku UMKM berpikir bahwa dashboard harus canggih. Padahal Google Sheets sudah cukup untuk 80% kebutuhan analisis awal.
Beberapa laporan dasar yang bisa dibuat di Sheets:
-
Laporan penjualan mingguan & bulanan
-
Grafik tren omzet & jumlah order
-
Top 10 produk terlaris
-
Margin keuntungan per produk
-
Konversi dari iklan (jika pernah beriklan)
Google bahkan merilis panduan resmi untuk UMKM melalui program Grow With Google, yang menjelaskan bahwa spreadsheet sederhana dapat membantu bisnis membuat keputusan data-driven tanpa software mahal.
Bila ingin naik level sedikit, UMKM bisa memakai Google Looker Studio (gratis) untuk membuat dashboard otomatis dari Google Sheets atau data marketplace.
Manfaatkan Insight Marketplace: Data Kaya, Gratis, dan Real-Time
Marketplace Indonesia menyediakan data analytics yang sering diremehkan UMKM. Padahal fitur insight mereka cukup lengkap. Contohnya:
Tokopedia:
-
Statistik kunjungan toko
-
Kata kunci pencarian yang mengarah ke produk
-
Produk dengan konversi tertinggi
-
Data demografi pembeli
Shopee:
-
Analytics performa iklan
-
Tren pencarian kategori
-
Buyer persona
-
Produk yang paling banyak dilihat
CNN Indonesia (2024) menyoroti bahwa UMKM yang memanfaatkan fitur analytics marketplace mengalami peningkatan konversi rata-rata 23%, karena mereka bisa membaca pola permintaan dan menyesuaikan stok.
Tools ini gratis yang dibutuhkan hanya konsistensi.
Gunakan Data dari Media Sosial untuk Memahami Perilaku Konsumen
Meta dan TikTok menyediakan data audience tanpa biaya:
-
Jam aktif audiens
-
Konten dengan engagement tertinggi
-
Rasio klik (CTR)
-
Dampak konten terhadap penjualan
-
Insight demografi: umur, kota, minat
Menurut laporan TikTok What’s Next Trend Report 2024, UMKM yang menggunakan insight konten (bukan feeling) mengalami peningkatan retensi audiens 32% lebih tinggi.
Dengan memahami data ini, UMKM bisa menentukan:
-
konten mana yang diteruskan,
-
mana yang di-stop,
-
dan mana yang di-boost.
Mulai dengan Rumus Analisis Paling Dasar
UMKM tidak butuh model data rumit. Tiga metrik berikut sudah cukup untuk memulai:
a. GMV & Profit
(Harga jual – Harga modal) x Jumlah terjual
b. Conversion Rate
Jumlah pembelian ÷ jumlah kunjungan
c. Repeat Purchase Rate
Jumlah pelanggan yang beli ulang ÷ total pelanggan
Menurut Journal of Small Business Management (2022), bisnis kecil yang rutin mengecek conversion rate & repeat order minimal 1x per minggu mengalami peningkatan efisiensi marketing hingga 25%.
Rutinkan Evaluasi Mingguan, Bukan Bulanan
Evaluasi mingguan membantu UMKM bertindak lebih cepat:
-
minggu ini produk apa yang bergerak?
-
apakah konversi turun?
-
konten mana yang mengangkat penjualan?
-
stok mana yang mulai habis?
Semakin sering membaca data, semakin cepat pola terlihat.
Baca Juga: Bagaimana Kreator, Influencer & Affiliate Memanfaatkan Data Untuk Meningkatkan Engagement?
Kesimpulan: Memulai Data Analytics Tidak Perlu Mahal
UMKM tidak membutuhkan software mahal untuk memulai data analytics. Mulailah dengan:
-
Data yang sudah ada
-
Google Sheets atau Looker Studio
-
Insights marketplace
-
Statistik media sosial
-
Evaluasi mingguan
Dengan pendekatan ini, UMKM bisa menjadi lebih efisien, mengurangi risiko salah stok, dan mengarahkan anggaran marketing pada hal yang terbukti menghasilkan.
