Apple Ungkap Cara Latih AI Tanpa Akses Data Pribadi
Di tengah tren global yang semakin menggantungkan banyak hal pada kecerdasan buatan (AI), Apple mengambil langkah berbeda dari kompetitornya. Perusahaan teknologi asal Cupertino ini menyatakan komitmennya untuk melatih AI tanpa menyentuh data pribadi pengguna, sebuah langkah yang dinilai revolusioner di era digital yang rawan pelanggaran privasi.
Apple mengembangkan cara baru melatih AI tanpa mengambil data pribadi dari perangkat seperti iPhone atau Mac. Mereka menggunakan data sintetis dan privasi diferensial, teknik yang menjaga anonimitas pengguna dan telah diterapkan sejak 2016.
Bagaimana Cara Kerja AI Apple Tanpa Akses Data?

Alih-alih mengambil data asli pengguna, sistem Apple menggunakan input sintetis yang dibandingkan dengan sampel pesan atau email pada perangkat pengguna. Sistem ini tidak mengirim data mentah ke server Apple. Sebaliknya, hanya sinyal anonim yang menyatakan varian data mana yang paling mendekati sampel, dikirim ke Apple untuk menyempurnakan performa AI.
Hal ini berarti bahwa seluruh proses pelatihan AI tetap berlangsung di perangkat (on-device learning), tanpa data pribadi meninggalkan iPhone atau Mac pengguna. Apple pun menegaskan, mereka tidak memiliki akses ke konten pribadi seperti foto, pesan, atau email.
Pendekatan ini dikembangkan dalam versi beta dari iOS 18.5, iPadOS 18.5, dan macOS 15.5. Salah satu fitur AI yang dikembangkan adalah kemampuan meringkas email, memberikan notifikasi prioritas, serta ringkasan ulasan aplikasi di App Store—semuanya dengan tetap menjaga privasi pengguna.
Baca Juga: Tupperware Tutup Setelah 33 Tahun Beroperasi di Indonesia
Perbandingan dengan Pendekatan Kompetitor
Langkah Apple ini tampak berbeda dibandingkan dengan pendekatan beberapa perusahaan lain, yang mengandalkan pengumpulan masif data pengguna untuk melatih model AI mereka. Hal ini memicu kekhawatiran seputar keamanan data, penyalahgunaan informasi pribadi, dan pelanggaran regulasi seperti GDPR di Eropa.
Google, misalnya, kerap dikritik karena pengumpulan data besar-besaran dari Gmail dan layanan lainnya, meskipun telah mulai menerapkan metode privasi serupa secara bertahap. Sementara itu, Meta (induk Facebook) telah menghadapi gugatan dan denda karena isu serupa.
Dengan demikian, pendekatan Apple dapat menjadi standar baru dalam industri yang menyeimbangkan antara kemajuan AI dan perlindungan privasi.
Apa Itu Privasi Diferensial?
Privasi diferensial adalah teknik statistik yang menambahkan “noise” ke data agar tetap bisa dianalisis tanpa mengungkap identitas individu. Apple memanfaatkannya untuk mengumpulkan data agregat, seperti kata-kata baru yang sering diketik, tanpa mengetahui siapa penggunanya.
Pendekatan ini memungkinkan perusahaan tetap mendapatkan insight dari data secara kolektif, tanpa mengorbankan identitas atau privasi satu pengguna pun.
Tantangan: Kualitas Respons AI
Namun, penggunaan data sintetis juga memiliki tantangan. Mark Gurman menyebut bahwa AI Apple yang hanya dilatih dengan data buatan cenderung menghasilkan respons yang kurang membantu atau tidak kontekstual. Ini menjadi catatan penting bahwa keamanan data perlu dibarengi dengan upaya menjaga kualitas dan relevansi output AI.
Karena itu, Apple mencoba memadukan berbagai strategi, termasuk crowdsourcing sinyal anonymized dari pengguna yang mengaktifkan Device Analytics, untuk meningkatkan kemampuan sistemnya.
Baca Juga: Strategi Indonesia Hadapi Tarif Impor AS 32%, Ancaman Baru?
Menjaga Data, Menjaga Kepercayaan
Apple kembali menunjukkan bahwa mereka memilih jalur etis dalam berinovasi. Di saat perusahaan lain berlomba-lomba mengumpulkan data sebanyak-banyaknya, Apple membuktikan bahwa teknologi canggih tidak harus mengorbankan privasi pengguna.
Langkah ini menegaskan bahwa masa depan AI bukan sekadar kecerdasan, tapi juga kebijaksanaan dalam menjaga hak digital. Dengan melatih AI tanpa melanggar privasi, Apple tak hanya menjaga reputasinya, tapi juga memperkuat posisinya sebagai pelopor etika digital.
